Kamis, 06 Agustus 2009

Hary Tanoe lego Fren ke Esia

JAKARTA:PT. Global Mediacom Tbk, secara bertahap menjual saham anak perusahaannya yang memeiliki kegiatan diluar bisnis media.

Salah satu saham anak perusahaan yang akan dilepas PT. Mobile-8 Telecom Tbk, penyedia jasa telepon Fren, kepada PT. Bakrie Telecom Tbk (BTEL), operator seluler berbasis code division multiple access (CDMA) Esia.

"Kami mengkaji untuk fokus ke bisnis inti, yaitu media. Anak perusahaan yang berada diluar bisnis media akan kami lepas",ujar Presiden Grup dan CEO Global Mediacom Tbk, Bambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo kepada Bisnis akhir pekan lalu.

Namun dia tidak bersedia berkomentar mengenai penjualan saham Mobile-8 kepada Bakrie Telecom.
Sebagai langkah awal divestasi Mobile-8, Global Mediacom pada awal bulan ini melepas 15,8% saham atau 3,19 miliar saham operator Fren ke pasar pada harga Rp.143 persaham dengan nilai Rp.457,54 miliar.
Dengan demikian, kepemilikan Global Mediacom berkurang dari 66,8% menjadi 51%.

"Tujuan dari transaksi itu adalah memperkuas fokus perseroan dibisnis media", tutur Hary. Namun dia tidak bersedia menjelaskan mengenai identitas investor yang membeli saham Mobile-8 itu.
Presdir Mobile-8 Wityasmoro Sih Handayanto mengatakan masalah divestasi itu merupakan urusan pemegang saham. "Saya tidak pernah mengetahui rencana itu dan [hal tersebut] tidak ada urusannya dengan Direksi.

Segera diumumkan
Sumber Bisnis yang mengetahui transaksi itu menambahkan kelompok Bakrie serius dengan rencana tersebut dan mereka membeli saham itu dipasar. "Mereka sudah bernegosiasi dan tidak lama lagi diumumkan kepublik.
Bisnis CDMA yang dikembangkan Mobile-8 sama dengan yang dioperasikan oleh BTEL saat ini, sehingga sangat mudah menyatukan keduanya dalam satu etnis bisnis.

Pemilik Grup Bakrie, Nirwan Dermawan Bakrie yang ditemui Bisnis kemarin tidak bersedia menjawab soal itu, "Saya tidak bisa menjawab. Tanyakan saja pada pak Anin (Anindya Novyan Bakrie, Dirut BTEL), ujarnya.
Ketika dihubungi Anindya Bakrie belum bersedia menjelaskan transaksi itu lebih jauh.

Namun, eksekutif yang mengetahui transaksi tersebut memastikan BTEL membeli 15,8%saham Mobile-8 itu melalui pasar.
"Keahlian Global Mediacom kan diindustri pertelevisian. Persaingan di industri ini luar biasa ketat. Kami butuh fokus", ujarnya.

Selain menjual Mobile-8 kepada Bakrie Telecom, katanya Mobile-8 juga menjajaki mekanisme merger dengan Bakrie Telecom.
"Kedua operator terbukti mampu melalui masa sulit. Frequensinya sama 800 Mhz. Fren dan Esia sama-sama bergerak, tapi Esia di CDMA dan Fren disektor Fixed-wireless. Mereka saling melengkapi melalui merger ini dan daya saing mereka pasti meningkat" ujarnya.

Menurut dia, jika merger itu direalisasikan, saham Global Mediacom di Mobile-8 otomatis terdilusi.
Namun kekuatan aset Mobile-8 dan B-TEL akan membentuk perusahaan telekomunikasi batu terbesar keempat di Indonesia. Nilai aset gabungan Mobile-8 dan BTEL bisa mencapai Rp.12,6 triliun, dengan perincian 1.500 base transceiver station Fren Rp. 4,6 Triliun dan aset Bakrie Telecom Rp.8 triliun.

Sebagai perbandingan total aset PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, Rp.85 triliun, PT.Indosat Rp.46 trilun dan PT. Excelcomindo Pratama Tbk Rp.23 triliun.
Seorang Bankir investasi membenarkan BTEL ditawari saham Mobile-8. "Karena operator Fren menyerah, apalagi persaingan di bisnis seluler semakin ganas". (Abraham Runga/M. Munir Haikal)

Penurunan Laba Telkom dipertanyakan

TELKOM e-Statement
(Layanan pengiriman Billing Statement Fastel pelanggan Telkom Sumatera melalui Email)






Anda pelanggan PT. Telkom di Area Sumatera ?
Sulit mendapatkan informasi tagihan secara rutin tiap bulannya ?
Kesulitan atau nggak ada waktu menghubungi 109 ?
Kini PT. Telkom Sumatera ( seluruh pulau Sumatera ) telah menyediakan layanan Informasi Tagihan Telkom ( Telepon Rumah, Flexi dan Speedy ) yang akan dikirimkan via e-mail pada tanggal 5 setiap bulannya atau setelah data tagihan sudah selesai diproses oleh PT. TELKOM.
Layananan ini mulai efektif sejak tagihan bulan Agustus 2008 (gratis loh ...), cukup dengan mengirimkan email kosong dengan subject "REG[spasi][nomor tlp,flexi atau speedy]" dan dikirim ke alamat email intag-sumatera@telkom.co.id, bisa juga melakukan registrasi melalui Plasa Telkom atau Contact Center 147 dan bulan berikutnya secara rutin kita menerima kiriman berupa invoice tagihan melalui email, untuk berhenti langganan TELKOM e-statement juga mudah, cukup kirim email kosong dengan subject "UNREG[spasi][nomor tlp,flexi atau speedy]" kirim ke alamat tersebut.

Melalui TELKOM e-statement ini kita akan mendapatkan banyak manfaat, antara lain :

* Dapat mengetahui besarnya tagihan secara rinci sebelum melakukan pembayaran.
* Mempunyai kesempatan untuk mengecek terlebih dahulu tagihan yang dikirim.
* Notifikasi akan dikirimkan via email jika tagihan sudah dibayar.

Informasi penting lainnya juga akan ditambahkan pada email yang dikirim, sehingga kita selalu dapat mengikuti perkembangan terakhir pada produk Telkom.
Untuk mendapatkan layakan ini, kita harus memenuhi persyaratannya antara lain :
* Memiliki Fasilitas Telekomunikasi milik PT. Telkom Sumatera
* Punya email account apa aja
* dan Jangan lupa registrasi

Jika kita memiliki beberapa nomor telepon, Flexi maupun Speedy yang sudah diregistrasi dan repot karena banyaknya invoice yang kita terima (makan space lagi), kita dapat melakukan grouping nomor-nomor tersebut menjadi satu pengiriman email saja dengan mengirimkan emali kosong dengan subject "GROUP[spasi][password baru]" kirim kealamat tersebut diatas. dan bulan berikutnya kita hanya menerima 1 email dari PT. TELKOM yang memuat beberapa nomor yang sudah kita registrasikan, kalau mau misahkan lagi kirim email dengan subject "UNGROUP" maka kita akan menerima beberapa invoice sesuai dengan nomor-nomor yang sudah diregistrasikan.

Untuk kenyamanan kita, PT. Telkom juga memberikan password untuk membuka informasi tagihan tersebut. Password standardnya adalah tiga digit terakhir dari nomor pelanggan/account yang terdapat pada bukti pembayaran atau pada Informasi Tagihan sebelumnya, kalau kita nggak punya rekening bulan-bulan sebelumnya yaa... gak bisa dibuka tuh invoice, makanya kalau udah bayar rekening jangan dibuang atau simpan sembarangan.

Jika nomor pelanggan/account kita 1057825, maka password yang kita masukkan adalah 825. Password ini bisa kita ganti dengan mengirim email dengan subject "CHPSW[spasi][nomor tlp,flexi atau speedy][spasi][password lama][spasi][password baru]" kirim ke intag-sumatra@telkom.co.id perubahan password baru ini mulai digunakan pada pengiriman invoice bulan berikutnya.
Gimana kalau lupa passwordnya ???? gampang, kirim email dengan subject "REQ[spasi][nomor tlp,flexi atau speedy]" kirim kealamat yang sama.

Nah, sementara ini dulu info dan sharing dari saya tentang produk barunya telkom, oh ya..... untuk pelanggan Telkom diluar sumatera juga disediakan, coba aja jenguk di http://www.telkom.co.id/e-service/index.php ini sifatnya nasional dan kita bisa registrasi disana, silahkan dicoba dulu ........

sharing dan informasi: Telkom-Indosat bakal kuasai WiMax|Berita

PT Telkom Tbk diprediksi berasing dengan PT Indosat Tbk dalam tender BWA (broadband wireless access) atau WiMax (wordwide interoperabiliy for microwave access) cakupan nasional.

Ketua Forum Komunikasi Broadband Wireless Indonesia (FKBWI) Barata Wisnuwardhana mengungkapkan kedua operator besar itu memiliki sumber pendanaan yang tidak terbatas dan memiliki kemampuan jaringan yang luas.

“Indosat, baik melalui induk maupun anak perusahaannya, dapat dipastikan akan mengincar lisensi di kota-kota besar karena kapasitasnya di wilayah itu memang sudah sangat padat,” ungkapnya kemarin.

Berdasarkan data Indosat, pada Februasi saja, tingkat akses komunikasi data broadband melalui Indosat M2 mencapai 101 terabytes per minggunya dengan kapasitas terpakai di kota-kota besar sudah melebihi 80% sehingga akses di sejumlah titik pada saat itu sedikit terganggu.

Telkom juga sangat membutuhkan lisensi WiMax tersebut meski Telkomsel, anak usahanya, sudah mendapatkannya secara gratis di wilayah USO (universal service obligation) di lima paket pekerjaan sebesar satu blok.

Barata mengungkapkan paling tidak satu blok nasional akan dikuasai oleh dua operator incumbent tersebut.

Para peserta tender penyelenggaraan jaringan tetap lokal berbasis packet switched dengan teknologi BWA atau WiMax saling mengintip alokasi dana bid sebelum dimulainya lelang ronde pertama hari ini.

Adita Irawati, Division Head Public Relations Indosat, mengatakan pihaknya sudah bersiap maju dalam tender bersama dengan anak perusahaannya PT Indosat Mega Media (IM2).

“Berapa besar bid yang dipersiapkan, angkanya lihat saja besok [hari ini].”

Indosat dan IM2 dipastikan maju sendiri-sendiri. IM2 saat ini memiliki rencana strategis sendiri untuk memenangi zona yang mereka minati, sementara Indosat memasukkan bid bond untuk menawar di seluruh zona.

“Strategi perusahaan kami, seperti zona yang diincar dan harga penawaran saat ini masih dalam proses di tingkat Indosat dan akan langsung disampaikan pada saat lelang,” ujar Indar Atmanto, Dirut IM2.

Pemerintah juga telah menetapkan harga dasar penawaran (reserved price) berbeda untuk setiap zona, tergantung dari biaya investasi dan situasi pasar yang ada di setiap daerah. Semakin besar potensinya, semakin tinggi harga dasar penawaran.

Harga penawaran terendah dipatok untuk zona 10 yang mencakup wilayah Maluku dan Maluku Utara sebesar Rp45 juta serta zona 9 (Papua) sebesar Rp96 juta.

Kedau zona tersebut mencakup wilayah yang baru saja ditenderkan dalam lelang proyek universal service obligation (USO). Banyak pihak memprediksikan kedua zona tersebut sepi penawaran, karena dalam lelang proyek USO saja hampir tidak ada peminat.

Mengincar Jawa
Heru Nugroho, juru bicara Konsorsium WiMax Indonesia, salah satu konsorsium peserta tender menegaskan pihaknya lebih memilih mengundurkan diri jika hanya kawasan timur Indonesia saja yang bisa dimenangkan.

“Harus ada keseimbangan, pemenang zona di kawasan maju juga harus menggarap daerah yang masih harus dirintis. Kawasan timur Indonesia masih kecil permintaannya kecuali Makassar dan Manado.

Konsorsium WiMax Indonesia berencana menawar di semua zona dengan target menang di satu zona yang wilayahnya di Pulau Jawa. Heru menambahkan pihaknya juga berharap harga akhir penawaran tidak mencapai dua kali lipat dari reserved price.

“Kalau sampai dua kali lipat itu sudah terlalu mahal dan akan membebani biaya langganan. Apalagi nilai itu harus dibayarkan setiap tahun sebagai biaya hak penyelenggaraan [BHP],” ujarnya.

Iwan Krisnadi, juru bicara panitia lelang BWA, mengatakan lelang akan berlangsung lebih komptitif karena dilakukan dalam tiga putaran. Panitia mengharapkan 21 peserta bisa memberikan harga yang rasional, tentu saja diatas reserved price.

Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) itu membantah panitia tender sudah mengantongi calon pemenang tender karena semua peserta memiliki peluang yang sama.

Kabar yang beredar di lingkungan Ditjen Postel, Telkom dan Indosat sudah dipastikan menjadi pemanang tender WiMax.