Mungkin pernah suatu ketika melihat cerita dalam sebuah film atau sinetron atau semacamnya, memperlihatkan adegan dimana seseorang sudah mendekati dan menyadari bahwa dirinya sudah mendekati ajalnya dan akan segera meninggal dunia karena sakit yang sedemikian parahnya.
Dalam keadaan yang demikian, sudah jadi ’pakem’nya seluruh keluarga dikumpulkan untuk menerima wejangan atau pesan-pesan terakhirnya yang biasanya berupa kebaikan-kebaikan, permohonan maaf, pesan2 agar yang ditinggalkan membereskan segala perilaku yang masih menjadi beban (atau ganjelan) semasa hidupnya.
Sekarang pertanyaannya…
Apabila kita punya kesempatan seperti itu dan hanya punya waktu satu jam lagi untuk hidup, apakah yang akan kita lakukan?
Mungkin kita akan memberikan semacam wasiat untuk membereskan hal-hal yang perlu dibereskan secara lahiriah, seperti melanjutkan pekerjaan kita yang belum terselesaikan, memberikan surat wasiat, meluruskan wasiat tentang warisan secara bijak dan semacamnya dan sebagainya. Mungkin juga kita akan memanggil sanak keluarga dan handai taulan para tetangga, untuk meminta minta maaf kepada mereka untuk hal-hal menyakitkan yang pernah kita perbuat kepada mereka atau segera memaafkan mereka untuk hal-hal menyakitkan yang pernah mereka perbuat kepada kita. Hal demikian wajar, karena tentunya kita ingin mati sepenuhnya terbebas dari beban atau ganjalan-ganjalan terhadap segala sesuatu yang ada di dalam batin kita, terhadap segala keinginan-keinginan duniawi yang dapat menjadikan ketenangan batin sebelum kita meninggalkan dunia.
Dan jika hal demikian itu dapat kita lakukan hanya selama satu jam, tentu saja dapat pula kita lakukan selama berjam-jam, berhari-hari dan bertahun-tahun yang tersisa di hadapan kita.sejak hari ini.
Pernahkah kita mencobanya ? … Sudah seharusnya kita memulainya sejak saat ini!.
“Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selama-lamanya dan beramalah untuk akheratmu seakan-akan engkau mati besok”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar