Setiap ada peledakan bom di masa damai alias di luar medan perang maka ujung-ujungnya pasti menuduh si fulan sebagai pembuatnya. Seolah-olah hanya si fulan itu yang mahir bikin bom dari bahan baku sederhana seperti obat mercon dan obat kembang api. Padahal banyak nelayan yang ahli bikin bom ikan yang daya ledaknya lumayan dan banyak pengrajin mercon dan kembang api.
Antara bom ikan, mercon, kembang api dan bom teroris mempunyai beberapa bahan baku yang konon sama karena secara kimiawi memang hanya senyawa tertentu saja yang mempunyai sifat mudah terbakar. Oleh karena itu seharusnya jangan menganggap remeh keahlian pembuatan bom yang tidak hanya dimiliki oleh beberapa orang saja. Masalahnya adalah tergantung pada niat penggunanya.
Bila untuk mencari ikan tentu efeknya merusak lingkungan, kembang api justru menghibur walau pemborosan. Mirip-mirip pisaulah... Bisa untuk meracik sayur dan bisa untuk membunuh, tergantung pemakainya.
Ilmu membuat bahan bom dan perakitannya pun bisa mudah diperoleh. Cobalah bertanya pada Google atau Youtube maka akan banyak sekali tutorial (how to make) pembuatan peledak bahkan bom. Justru tidak ada petunjuk cara membuat pisau dapur .
Untuk mencegah penggunaan benda apapun untuk tujuan jahat adalah dengan pencerahan pada semua individu melalui berbagai jalur baik formal dan informal. Kalau didiskusikan pasti banyak hal yang akan diwacanakan. Waspadalah masing-masing, gitu aja. Karena bila ada niat bikin bom maka di dunia maya mudah untuk mewujudkannya. Semoga tidak ingin mencoba membuat jika menemukan di Google atau Youtube.
(Biasanya pengrajin mercon dan kembang api mulai menimbun stok menjelang Ramadhan. Apakah mereka juga disebut teroris kecil-kecilan ya? Ujung-ujungnya bikin suasana tidak tenang dan anak-anak pun akan menodong orang tua untuk membelikan mercon dan kembang api. Ditunggu ketegasan Kepolisian).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar