Kamis, 06 Agustus 2009

sharing dan informasi: Telkom-Indosat bakal kuasai WiMax|Berita

PT Telkom Tbk diprediksi berasing dengan PT Indosat Tbk dalam tender BWA (broadband wireless access) atau WiMax (wordwide interoperabiliy for microwave access) cakupan nasional.

Ketua Forum Komunikasi Broadband Wireless Indonesia (FKBWI) Barata Wisnuwardhana mengungkapkan kedua operator besar itu memiliki sumber pendanaan yang tidak terbatas dan memiliki kemampuan jaringan yang luas.

“Indosat, baik melalui induk maupun anak perusahaannya, dapat dipastikan akan mengincar lisensi di kota-kota besar karena kapasitasnya di wilayah itu memang sudah sangat padat,” ungkapnya kemarin.

Berdasarkan data Indosat, pada Februasi saja, tingkat akses komunikasi data broadband melalui Indosat M2 mencapai 101 terabytes per minggunya dengan kapasitas terpakai di kota-kota besar sudah melebihi 80% sehingga akses di sejumlah titik pada saat itu sedikit terganggu.

Telkom juga sangat membutuhkan lisensi WiMax tersebut meski Telkomsel, anak usahanya, sudah mendapatkannya secara gratis di wilayah USO (universal service obligation) di lima paket pekerjaan sebesar satu blok.

Barata mengungkapkan paling tidak satu blok nasional akan dikuasai oleh dua operator incumbent tersebut.

Para peserta tender penyelenggaraan jaringan tetap lokal berbasis packet switched dengan teknologi BWA atau WiMax saling mengintip alokasi dana bid sebelum dimulainya lelang ronde pertama hari ini.

Adita Irawati, Division Head Public Relations Indosat, mengatakan pihaknya sudah bersiap maju dalam tender bersama dengan anak perusahaannya PT Indosat Mega Media (IM2).

“Berapa besar bid yang dipersiapkan, angkanya lihat saja besok [hari ini].”

Indosat dan IM2 dipastikan maju sendiri-sendiri. IM2 saat ini memiliki rencana strategis sendiri untuk memenangi zona yang mereka minati, sementara Indosat memasukkan bid bond untuk menawar di seluruh zona.

“Strategi perusahaan kami, seperti zona yang diincar dan harga penawaran saat ini masih dalam proses di tingkat Indosat dan akan langsung disampaikan pada saat lelang,” ujar Indar Atmanto, Dirut IM2.

Pemerintah juga telah menetapkan harga dasar penawaran (reserved price) berbeda untuk setiap zona, tergantung dari biaya investasi dan situasi pasar yang ada di setiap daerah. Semakin besar potensinya, semakin tinggi harga dasar penawaran.

Harga penawaran terendah dipatok untuk zona 10 yang mencakup wilayah Maluku dan Maluku Utara sebesar Rp45 juta serta zona 9 (Papua) sebesar Rp96 juta.

Kedau zona tersebut mencakup wilayah yang baru saja ditenderkan dalam lelang proyek universal service obligation (USO). Banyak pihak memprediksikan kedua zona tersebut sepi penawaran, karena dalam lelang proyek USO saja hampir tidak ada peminat.

Mengincar Jawa
Heru Nugroho, juru bicara Konsorsium WiMax Indonesia, salah satu konsorsium peserta tender menegaskan pihaknya lebih memilih mengundurkan diri jika hanya kawasan timur Indonesia saja yang bisa dimenangkan.

“Harus ada keseimbangan, pemenang zona di kawasan maju juga harus menggarap daerah yang masih harus dirintis. Kawasan timur Indonesia masih kecil permintaannya kecuali Makassar dan Manado.

Konsorsium WiMax Indonesia berencana menawar di semua zona dengan target menang di satu zona yang wilayahnya di Pulau Jawa. Heru menambahkan pihaknya juga berharap harga akhir penawaran tidak mencapai dua kali lipat dari reserved price.

“Kalau sampai dua kali lipat itu sudah terlalu mahal dan akan membebani biaya langganan. Apalagi nilai itu harus dibayarkan setiap tahun sebagai biaya hak penyelenggaraan [BHP],” ujarnya.

Iwan Krisnadi, juru bicara panitia lelang BWA, mengatakan lelang akan berlangsung lebih komptitif karena dilakukan dalam tiga putaran. Panitia mengharapkan 21 peserta bisa memberikan harga yang rasional, tentu saja diatas reserved price.

Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) itu membantah panitia tender sudah mengantongi calon pemenang tender karena semua peserta memiliki peluang yang sama.

Kabar yang beredar di lingkungan Ditjen Postel, Telkom dan Indosat sudah dipastikan menjadi pemanang tender WiMax.

Rabu, 05 Agustus 2009

Paket Super Hemat Combo untuk nelpon dan SMS tanpa batas sepanjang hari dengan harga termurah!

Paket Super Hemat Combo untuk nelpon dan SMS tanpa batas sepanjang hari dengan harga termurah!

Image

Nikmati serunya Paket Super Hemat Combo untuk nelpon dan SMS tanpa batas sepanjang hari dengan harga termurah!

Pilih paket yang sesuai dengan kebutuhanmu :

Image

Segera dapatkan paketnya sekarang juga dengan telpon *789# lalu ikuti petunjuk yang diberikan!
• Untuk cek jumlah sisa pemakaian paket terakhir, cukup ketik *889# lalu OK.
• Kamu bisa membeli lebih dari 1 Paket Super Hemat Combo dalam 1 hari. Untuk pembelian lebih dari 1 paket, waktu bicara dan SMS akan diakumulasikan dengan pembelian sebelumnya.
• Paket ini berlaku untuk semua pengguna AXIS, AXIS Salam dan AXIS ASIX.
• Tarif, masa berlaku, spesifikasi produk dan ketentuan lainnya dapat berubah sewaktu-waktu.

Korupsi Dermaga Timur

Hakim Minta Jaksa Telusuri Pengakuan Abdul Hadi
Moksa Hutasoit - detikNews

Jakarta - Abdul Hadi Djamal menerangkan peran Jhonny Allen Marbun dalam perkara korupsi Dermaga Timur. Hakim pun meminta jaksa agar menelusuri pengakuan Abdul Hadi.

"Kalau bisa ditindaklanjuti apa yang dikatakan terdakwa," ujar ketua majelis Hakim Sutiono di Pengadilan Tipikor, Jl HR Rasuna Said, Jaksel, Rabu (5/8/2009).

Selama persidangan, Abdul Hadi memang terus berkicau soal keterlibatan Jhonny. Mulai dari kehadirannya di Hotel Four Seasons hingga soal rapat soal dana aspirasi di ruangan Emir Moeis.

"Mohon maaf lae ini saya buka semua karena selama ini lae tidak pernah mau jujur," kata Abdul Hadi.

Bahkan Abdul Hadi sempat ditunjukan oleh penyidik CCTV yang menggambarkan Jhonny dan Resco di Hotel Four Seasons.

"Saudaraku (Jhonny), KPK memiliki rekaman CCTV Anda bersama keluarga di Four Seasons," kata Abdul Hadi.

Sayangnya saat hakim meminta menghadirkan CCTV sebagai barang bukti, jaksa tak mampu memenuhi.

"Kami tidak mengajukan rekaman itu sebagai barang bukti, itu ada di
perkara yang lain," ujar Jaksa Edy Hartoyo.
sumber: detik.com